Rabu, 16 November 2011

Amoeba


TUGAS PARASITOLOGI
Description: logo akk-3AMOEBA





Disusun oleh :
1.      Rizky Rohmad H.R       A.101.14.043
2.      Septiana Putri                 A.101.14.048
3.      Tri Retno                        A.101.14.050
4.      Yayang Cintya H           A.101.14.057
5.      Yulias Sofi                     A.101.14.058

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN


Protozoa yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos = pertama, zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau dan ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme multiseluler. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma , sitoplasma dan mitokondria. Beberapa protozoa ada yang mempunyai peranan dalam menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati, tetapi ada juga yang bersifat parasit di dalam tubuh organisme, misalnya dapat menyebabkan penyakit tidur, malaria, dan disentri. Protozoa hidup secara individual, tetapi ada juga diantara mereka yang hidupnya berkoloni.
Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi. Hewan ini memilki alat gerak berupa cilia, flagel, dan kaki semu (Pseudopia), tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak.

Pada dasarnya protozoa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Organisme uniseluler (bersel satu)
·         Eukariotik (memiliki membran nukleus
·         Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni
·         Umumnya tidak dapat membuat makananya sendiri (heterotof)
·         Hidup bebas, saprofit dan parasit
·         Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
·         Alat gerak berupa pseudopia , silia atau flagela
            Amoeba adalah parasit yang ditemukan dalam makanan atau minuman yang tercemar. Mereka memasuki tubuh melalui mulut ketika makanan atau minuman yang tercemar ditelan, masuk kedalam system pencernaan tinggal di usus dan menyebabkan infeksi.
             Amoeba proteus, sebelumnya Chaos diffluens, adalah Amoeba yang berhubungan dekat dengan amoeba raksasa. Amoeba proteus masuk kedalam Rhizopoda, filum Sarcodina. Amoeba proteus memiliki pseudopodia untuk bergerak.
            Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel, yang berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Perkembangbiakan secara tidak kawin melalui pembelahan biner dan pembentukkan kista. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Pada Amoeba , pergerakkan Amoeba dengan menggunakan kaki semu terjadi karena adanya rangsangan makanan. Makananya dapat berupa ganggang, bacteri atau sisa-sisa organik. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup liar di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Contohnya Amoeba proteus, Foraminifera , Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme , contohnya Entamoeba histolityca, dan Entamoeba coli.
Struktur tubuh Amoeba.
Sel dilindungi oleh membrane sel. Didalam selnya terdapat organel – organel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.

BAB II
ISI

A.    KLASIFIKASI
Klasifikasi Amoeba adalah sebagai berikut:
Description: http://www.biocab.org/files/Classification_of_Amoeba_proteus.jpg
Eukaryota (organisme dengan sel bernukleus), Protista (flagelata, amuba, ganggang, dan protista parasit), Filum Protozoa (organisme bersel tunggal), Kelas Sarcodina (memiliki pseudopods).


B.     MORFOLOGI
Organel-organel sitoplasma dari sel Amoeba yang tertutup oleh membran sel. Karena tidak ada dinding sel, struktur seluler Amoeba tidak pasti. Hal ini dapat menunjukkan bentuk apapun, berdasarkan kondisi sekitarnya. Amoeba dapat memiliki lebih dari dua inti dalam sel. Ini memiliki pseudopodia untuk tujuan penggerak dan makan. Pseudopodia adalah perpanjangan sitoplasma. Amoeba menelan makanan dengan cara fagositosis, itu mengelilingi bakteri atau protista kecil lainnya, dan mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam vakuola. Pencernaan partikel makanan terjadi dalam vakuola dengan bantuan tindakan enzimatik. 

Description: amuba

Description: penyebab disentri amoeba





C.    REPRODUKSI
Amoeba bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Sebuah sel induk membagi (nukleus juga membagi dalam proses yang disebut fisi) dan menghasilkan dua salinan yang lebih kecil dari dirinya sendiri.
Perkembangbiakan Amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.

Description: Amoeba Reproduksi
Keterangan:
1.      Amoeba berhenti bergerak dan putaran off. 
2.      Inti mulai membagi. 
3.      Nukleus dan sitoplasma telah membagi mulai mengerut. 
4.      Penyempitan terus membagi sitoplasma. 
5.      Penyempitan terus membagi sitoplasma. 
6.      Amoeba terpisah putrinya. Ini adalah bentuk reproduksi aseksual yang disebut pembelahan biner. Tidak ada bukti reproduksi seksual pada spesies ini dari Amoeba.


D.    HABITAT
Amoeba ditemukan di habitat darat serta laut. Beberapa parasit di alam, yang bertanggung jawab untuk menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Ada enam spesies parasit Amoeba yang dapat mengakibatkan tertentu penyakit pada manusia.
Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi:
a.       Ektamoeba
Hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus.
b.      Entamoeba
Hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan menyebabkan penyakit perut (Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak bersifat parasit , tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-menerus. Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga mulut dan menguraikan sisa-sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.

E.     PERANAN DALAM KESEHATAN
Amoeba dapat menyebabkan infeksi penyakit Disentri amoeba. Disentri amoeba (amoebiasis) adalah infeksi usus (usus) yang disebabkan oleh Amoeba Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan diare bercampur dengan darah. Ada beberapa spesies yang berbeda amoeba, tapi yang paling berbahaya salah satunya seperti Entamoeba histolytica (penyebab penyakit Disentri amoeba) yang hidup terutama di daerah tropis. Spesies ini mampu melalui dinding usus dan menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi organ lain, seperti hati, paru-paru dan otak.
Walaupun penyebab penyakit disentri amoeba (Entamoeba histolytica) tergolong jenis spesies amoeba berbahaya, namun mikroorganisme ini menyebabkan gejala kronis yang ringan seperti tinja longgar atau berair, sakit perut, kram, kelelahan, sembelit (intermitten), diare dengan pembengkakan perut dan perut kembung.
Entamoeba histolytica sebagai penyebab disentri amoeba bisa eksis dalam dua bentuk dalam makanan yang terkontaminasi dan minuman, yaitu sebagai amoeba bebas (dikenal sebagai ‘trophozoites’) dan sebagai infektif kista, yang merupakan sekelompok amoeba dikelilingi oleh dinding pelindung yang telah berlalu (dikeluarkan) dalam tinja (manusia atau hewan).
Jika seseorang menelan makanan yang terkontaminasi yang berisi amoeba bebas (trofozoit), hampir tak ada sesuatu yang mungkin terjadi karena mereka biasanya meninggal di dalam perut kerana tingkat keasaman sistem pencernaan (misalnya di lambung). Di sisi lain, kista sangat tahan terhadap isi asam lambung, dan makanan yang terkontaminasi dengan kista merupakan risiko infeksi asli sehingga dapat mengiritasi system pencernaan atau membuat seseorang terserang disentri amoeba. Disentri amoeba diteruskan oleh kebersihan atau sanitasi yang buruk, di mana makanan yang terkontaminasi dan minuman yang dikonsumsi tanpa pemanasan yang memadai (tidak masak).
Disentri amoeba mungkin tidak menunjukkan gejala apapun selama jangka waktu yang lama (berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun). Tapi orang yang terinfeksi masih mengekskresikan kista dan, akibatnya, menginfeksi lingkungan mereka. Ketika serangan disentri amoeba, mereka merusak dinding usus besar sehingga menyebabkan ulserasi dan perdarahan.

DAFTAR PUSTAKA



Senin, 07 November 2011

Toxoplasama


TUGAS PARASITOLOGI
TOXOPLASMA



Disusun Oleh :
Menik Ambarsari (A.101.14.031)
Rika Adiana Jayanti (A.101.14.041)
Rini Suryandari (A.101.14.042)
Umi Handayani (A.101.14.051)
Wahidatun Nikmah (A.101.14.053)



AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2011




BAB  I
PENDAHULUAN

.    Toxoplasmosis merupakan  penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii yaitu suatu parasit intraselluler yang menginfeksi pada manusia dan hewan. Toxoplasma gondii termasuk spesies dari kelas sporozoa (Cocidia), pertama kali ditemukan pada binatang pengerat Ctenodactylus gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux tahun 1908. Tahun 1928 Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali oleh Castellani
Morfologi Toxoplasma gondii mempunyai tiga bentuk, yang pertama Ookista, Kedua Takizoit (tachyzoid trofozoit yang membelah cepat). Terakhir adalah bentuk kista
Dalam lingkaran hidupnya Toxoplasma gondii mempunyai 2 fase,yaitu seksual dan aseksual,dimana pada fase seksual cara perkembangbiakanya membelah dua atau binnary fission,sedangkan pada fase aseksual cara perkembangbiakanya melalui sizogoni dan gametogoni.
Toxoplasma menular pada manusia dapat melalui bentuk kista dan pseudokista.Kedua bentuk parasit tersebut didapatkan pada daging yang belum masak.Habitat Toxoplasma dapat berada dalam sel endotel,Leokosit monokuler,Cairan tubuh,serta Sel jaringan tuan rumah {hospes}.

  



         BAB II
ISI
\
A.Taksonomi
Toxoplasma gondii berasal dari genus Toxoplasma,nama spesiesnya adalah T.gondii.Filum Apicomplexa,.Termasuk dalam kelas Conoidasida,.Upkelasnya Coccidiasina,.Ordo Eucovvidiorida,.Famili Sarcocvstidae.Pada tahun 1908 genus Toxoplasma pertama kali ditemukan didalam binatang mengerat di Afrika.Pada tahun 1970 genus Toxoplasma ini ditemukan adanya seksual stage yang didapatkan pada kucing,sehingga kemudian Toxoplasma dimasukan kedalam kelas Conoidasida.
B.Morfologi
Morfologi Toxoplasma gondii mempunyai tiga bentuk, yang pertama Ookista, dibentuk dalam mukosa usus kucing melalui gameto-gametogoni (reproduksi seksual), dikeluarkan melalui tinja, dan di tanah akan membentuk dua sporakista dan masing-masing membentuk 4 sporozoid. Ookista menjadi matang dalam 1 ­ 5 hari menjadi sporozoid infektif. Seekor kucing mengeluarkan 10 juta ookista/hari dalam 2 minggu. Ookista mati dalam suhu 45­50°C atau dikeringkan, dicampur formalin, amonia atau larutan iodium. Kedua Takizoit (tachyzoid trofozoit yang membelah cepat). Bentuk ini ditemukan pada infeksi akut. Trofozoit ini dibebaskan dari ookista dan kista ke aliran darah dan masuk ke berbagai organ di tubuh dan akan menjadi kista. Terakhir adalah bentuk kista  terbentuk dalam jaringan tubuh hospes perantara, berisi bradizoit (trofozoit yang membelah perlahan), jadi tidak dibentuk stadium seksual tetapi stadium istirahat (kista).


Hospes definitif adalah kucing dan hospes perantaranya adalah manusia dan mamalia lainnya serta beberapa jenis burung. Penyakit toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing, penyakit ini juga dapat menyerang hewan lain seperti babi, sapi, dan hewan peliharaan lainnya. Toxoplasmosis juga bisa terjadi pada orang yang suka memakan makanan dari daging setengah matang atau sayuran lalapan yang terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toxoplasmosis.
Penyakit Toxoplasmosis tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Prevalensi Toxoplasmosis di Indonesia 2-63%. Prevalensi Toxoplasmosis di Indonesia 2-63%. Pada orang sehat (imunokompeten) infeksi biasanya tidak disertai gejala klinis (asimtomatik) gejalanya seperti ensefalitis, miokarditis dan pneumonia, sedangkan pada penderita imunokompromais misalnya AIDS infeksi dapat berakibat fatal. disebabkan oleh infeksi primer atau reaktivasi infeksi laten. Kedua infeksi tersebut merupakan aspek klinis dari Toxoplasmosis akuisita.




C.Reproduksi
Dalam lingkaran hidupnya Toxoplasma gondii mempunyai 2 fase,yaitu seksual dan aseksual,dimana pada fase seksual cara perkembangbiakanya membelah dua atau binnary fission,sedangkan pada fase aseksual cara perkembangbiakanya melalui sizogoni dan gametogoni.
D.Habitat
Habitat Toxoplasma dapat berada dalam sel endotel,Leokosit monokuler,Cairan tubuh,serta Sel jaringan tuan rumah {hospes}.

E.Siklus hidup
Toxoplasma gondii merupakan parasit yang menumpang pada hewan seperti anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. Manusia dapat terinfeksi parasit toxoplasma ini jika mengonsumsi daging yang tidak matang dengan sempurna, sayur dan buah-buahan mentah yang tidak dicuci bersih dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah yang telah tercemar oleh parasit tersebut.


Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu : ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.

F.Peranan Dalam Kesehatan
Toxoplasma gondii dapat menyebabkan penyakit Toxoplasmosis.Salah satu contohnya Toxoplasmosis Kongenital. Toxoplasmosis Kongenital yaitu Infeksi primer pada wanita hamil dapat mengakibatkan terjadinya hidrochephalus, khorioretinitis, tuli atau epilepsy, toxoplasmosis kongenital, abortus, lahir mati dan prematuritas pada bayinya. Bentuk infeksi primer ialah neonatus dilahirkan dengan gejala, gejala timbul dalam minggu atau bulan-bulan pertama, gejala penyakit yang tidak terdiagnosis selama anak dan remaja dan Infeksi subklinis
Pola transmisinya ialah melalui transplasenta pada wanita hamil. Mempunyai masa inkubasi 10-23 hari bila penularan melalui makanan (daging yang dimasak kurang matang) dan 5-20 hari bila penularannya melalui kucing. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan 20% janin terinfeksi
toksoplasma atau kematian janin, sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga 65% janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan.Setelah siklus hidup Toxoplasma ditemukan maka usaha pencegahannya diharapkan lebih mudah dilakukan.
Diagnosis T. gondii dapat dilakukan diantaranya dengan pemeriksaan trofozoit langsung, isolasi parasit, pemeriksaan fetus, histologis, serologis.Prognosa dari penyakit ini tergantung pada lokasi parasit,serta derajat kerusakan jaringan.
·       

  Gejala-gejala seseorang yang mengidap Toxoplasma
.Biasanya orang normal tidak menunjukan gejala yang menonjol.kebanyakan orang menganggap gejala itu hanya biasa saja,seperti flu,demam,rasa lelah,nyeri kepala,sakit tenggorokan,gangguan pada kulit.Untuk mengetahui seseorang mengidap Topxoplasma atau tidak dengan cara tes laboratorium yang disebut TORCH.TOxoplasma,virus Rubella,Cytomegalovirus{CMV},serta virus Herpes.Masing-masing tes IgM dan IgG.
    

                BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Toxoplasma gondii hospes definitifnya adalah kucing dan hospes perantaranya adalah manusia.Morfologi dari Toxoplasma gondii terdapat tiga bentuk yaitu Ookista,Pseudokists,dan Kista.Habitatnya berada dalam sel endotel,leukosit monokuler,dan tuan rumah{hospes}.Reproduksi dengan seksual dan aseksual.Toxoplasma gondii dapat menyebabkan Toxoplasmosis.

B.Saran
·         Apabila memasak daging pastikan sampai matang.
·         Lakukan pemeriksaan terhadap hewan peliharaan.
·         Bersihkanlah kandang setiap hari
·         Apabila berkebun gunakanlah sarung tangan.
·         Cuci buah dan sayur.
·         Untuk ibu hamil,lakukan pemeriksaan rutin untuk mengantisipasi Toxoplasma.



Daftar Pustaka