VEKTOR MALARIA
PLASMODIUM
Disusun untuk memenuhi tugas parasitologi II
Dosen Pengampu: dr. Warni Sutrisno
Kelompok 3:
Paul Daniel (A 101.14.035)
Popy Fany A. (A 101.14.036)
Ria Komariah (A 101.14.038)
Rian Indra W (A 101.14.039)
Sagitha Mitasari (A 101.14.044)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa. Protozoa yang menginfeksi tersebut merupakan golongan Plasmodium. Proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.
Ada empat tipe plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia,yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Pplasmodium yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Malaria merupakan penyakit protozoa dari genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
• Vektor malaria adalah nyamuk Anopheles. Namun tidak semua jenis nyamuk Anopheles dapat menjadi vektor malaria.
• Di indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh unit kerja Serangga Vektor Penyakit menemukan 46 jenis nyamuk Anopheles dan dari jumlah tersebut hanya 20 spesies yang merupakan vektor malaria (Anonim,1985).
Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit malaria terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.
BAB II
ISI
A.Epidemiologi
Organisasi dunia (WHO) memperkirakan sekitar 41% populasi dunia dapat terinfeksi malaria. Setiap tahun terdapat 300-500 juta penderita mengalami penyakit serius dan sekurang-kurangnya 1-2.7 juta diantaranya meninggal karena malaria. Malaria tersebar di 100 negara miskin di daerah tropis dan subtropis seperti india, amerika selatan dan tengah, afghanistan, sri lanka, thailand, indonesia, vietnam, kamboja, cina,filipina, meksiko, dan afrika.
B. Taksonomi
Kingdom: Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies: plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale, plasmodium malariae
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies: plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale, plasmodium malariae
• Ada 4 jenis malaria yang menginfeksi manusia:
- Plasmodium falciparum à malaria tropica
- Plasmodium vivax à malaria tertiana
- Plasmodium malariae à malaria quartana
- Plasmodium ovale à malaria ovale
Diperkirakan,
• 55% terinfeksi Plasmodium vivax (iklim sedang).
• 40% terinfeksi Plasmodium falciparum (iklim tropis dan subtropis).
• 1-5% terinfeksi Plasmodium malariae (iklim tropis).
• <1% terinfeksi Plasmodium ovale.
C. Beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, menyebabkan penderita akan merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita akan merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita akan mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke , koma disertai gejala malaria yang berat.
D. Siklus hidup
Fase seksual (schizogoni) dari plasmodium terjadi pada tubuh intermediet host. Sedangkan fase aseksual (sporogoni) terjadi pada tubuh nyamuk. Bentuk infektif dari plasmodium ini adalah stadium sporozoit. Masa inkubasi normal antara 7-30 hari. Pada Plasmodium falciparum masa inkubasi lebih panjang. Sedangkan pada Plasmodium malariae masa inkubasinya lebih singkat. Plasmodium ini dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp dan juga melalui suntikan, transfusi, dan transplasenta.
1. Fase sporogoni
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinetàookistaàsporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
2. Fase schizogoni
Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.
E. Gejala malaria
Biasanya berlangsung 6-10 jam dan terdiri dari tiga tingkatan (CDC,2004c), yaitu:
- Tingkatan dingin (chilling).
Merupakan dingin yang penuh sensasi, badan penderita sampai gemetar.
- Tingkatan panas (hot).
Biasanya terjadi demam, sakit kepala, dan muntah.
- Tingkatan berkeringat (sweating).
Pada fase ini penderita berkeringat, kemudian kembali ke suhu normal, dan kelelahan.
Secara umum penderita malaria dapat menunjukkan kombinasi dari gejala-gejala malaria. Untuk Plasmodium falciparum dapat pula melibatkan penyakit kuning, pembesaran hati, dan peningkatan kecepatan pernapasan.
F. Penegakan Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosa adanya parasit ini, dapat dilakukan pembuatan preparat apusan darah. Kemudian mengamati morfologi eritrosit dengan mikroskop.
• Pada preparat darah tepi akan tampak
Ø Plasmodium falciparum
Eritrosit tidak membesar, kromatin ganda, sitoplasma tipis.
Ø Plasmodium vivax
Eritrosit membesar, kromatin 1 buah besar, sitoplasma tebal.
G. Tanda-tanda dan Gejala penyakit malaria
- Tanda Penyakit Malaria dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita penyakit malaria menggigil atau gemetar selama 15 menit sampai satu jam.
- Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita penyakit malaria lemah, kulitnya kemerahan dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam.
- Penderita penyakit malaria mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.
BAB III
PENUTUP
Untuk mengurangi penyebaran tak terkendali dari penyakit ini, dapat dilakukan pencegahan penyakit malaria dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat anti malaria bila mengunjungi daerah endemik malaria.Pencegahan ini dapat dilakukan terhadap ketiga faktor:
a) Manusia (sebagai hospes)
• Pendidikan kesehatan tentang pencegahan dan pengenalan malaria.
• Pemberian fasilitas untuk kesembuhan penderita malaria.
• Menggunakan obat anti nyamuk(reppelent) atau kelambu.
• Meminum profilaksis jika bepergian ke daerah endemik malaria.
b) Plasmodium (sebagai agen)
• Pemberian obat-obatan seperti:
- Kina
- Cloroquine
- Primaquine
- Fansidar
- Mefloquine
- Proguanil
- Tetracylin
c) Anopheles (sebagai vektor)
• Membasmi larva: pemberian larvasida (malariol).
• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
• Menghilangkan penampungan yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk.
• Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan insektisida.
DAFTAR PUSTAKA
Sembel, Dance T. 2009. Entomologi kedokteran. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Sandjaja, Berdardus. 2007. Parasitologi Kedokteran. Protozoologi Kedokteran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar