Sabtu, 05 November 2011

giardia lamblia


Giardia lamblia



 










Disusun oleh:
1.      Monica Liingga Nexy  (A.10114.032)
2.      Neneng Anitasari        (A.101.14.033)
3.      Wahyu Cristiani          (A.101.14.054)
4.      Sela Selviana               (A.101.14.046)




Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2011-2012

BAB I
PENDAHULUAN
Pernahkah kalian mengetahui makanan yang kita makan itu benar – benar higinis?misalkan kita setelah makan gorengan dalam waktu yang tidak lama kita merasakan mules dan akhirnya mengalami diare.Mengapa demikian????Hal ini disebabkan oleh Makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja , juga lalat atau penjaja makanan merupakan sumber infeksi , tetapi kadang-kadang transmisi terjadi karena kontak langsung antara individu yang terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada infeksi cacing kremi
Parasit Giardia lamblia yang dapat juga disebut dengan giardiasis ini tidak hanya menyababkan diare tetapi  juga dapat dianggap sebagai parasit yang ditularkan melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang mempraktekkkan seks oral-anal. Infeksi giardiasis juga makin banyak ditemukan pada penderita AIDS. Selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal, infeksi Giardia.lamblia juga dihubungkan dengan sindrom  alergi seperti urtikaria kronik, arteritis retinal dan iridosiklitis pada anak-anak dan dewasa.












BAB II
ISI


Sejarah
            Parasit ini ditemukan oleh Antoni van Leeuwenhoek ( 1681 ), sebagai mikroorganisme yang bergerak-gerak di dalam tinjanya. Tetapi flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberinya nama “ intestinalis “ . Kemudian Stiles ( 1915 ) memberikan nama baru, Giardia lamblia ,untuk menghormati Prof.A.Giard dari Paris dan Dokter F.Lambl dari Prague.

Taksonomi
Clasass             :Flagelata
Family             :Hexamitidae
Genus              :Giardia
Species                        : Giardia lamblia

Hospes dan nama penyakit
Manusia adalah hospes alamiah G.lamblia . Spesies Giardia dengan morfologi yang sama  ditemukan pada berbagai hewan. Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut “ giardialis “.
Distribusi geoglafik
            G.lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan di Indonesia.


Morfologi dan daur hidup
            Parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista. Bentuk trofozoit bilateral simetris seperti buah jambu yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsal cembung ( konveks ) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ukuran parasit ini 12 – 15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir – butir kromatin yang tersebar di plasma inti. Trofozoit mempunyai empat pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Sepasang flagel anterior keluar dari 2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel lateral berasal dari 2 blefaroplas lateral  di antara 2 inti dan kedua aksonema berjalan ke anterior, lalu saling menyilang di garis tengah dan melalui garis lengkung di pinggir batil isap, kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri . Sepasang aksonemw yang agak tebal ( disebut aksostel ) berasal dari 2 blefaroplas median, berjalan ke posterior dan keduanya keluar dari ujung posterior. Dari sepasang blefaroplas yang letaknya dekat tengah-tengah dua batil isap, keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral. Dua batang yang agak melengkung dianggap sebagai benda parabasel, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
            Kista yang bentuknya oval berukuran 8 – 12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding  kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti, yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub. Waktu kista dibentuk , trofozoit menarik kembali flagel-flagel ke dalm aksonema, seningga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flagel.
            G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu deudenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Dengan pergerakan flagel yang cepat trofozoit  bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dengan batil isap melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit berkembangbiak dengan cara belah pasan longitudinal. Dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan trofozoit. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit. Cara infeksi ialah dengan menelan kista matang.







Patologi dan gejala klinis
            Adanya G.lamblia pada hospes yang dengan batil isapnya melekat pada mukosa duodenum dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala. Bila timbul kelainan, hanya berupa iritasi yang disebabkan oleh melekatnya parasit pada mukoa dengan batil isapnya. Lesi berupa vilus menjadi lebih pendek da peradangan pada kripta dan lamina propria, seperti tampak pada sindroma malabsorpsi. Tidak diketahui apakah kelainan mukosa oleh G.lamblia disebabkan factor mekanik, toksik atau factor lainnya. Infeksi G.lamblia dapat menyebabkan diare, disrtai steatore karena gangguan absorbs karoten, folat dan vitamin B 12. Produksi enzim mukosa juga berkurang. Penyerapan bilirubin oleh G.lamblia  manghambat aktivitas lipase pankreatik. Kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malabsorpsi, yang menimbulkan gejala kembung, abnomen membesar dan tegang, mual, anoreksia, feses banyak dan berbau busuk dan mungkinmenurunkan berat badan. Setelah pengobatan kelainan usus kecil reversibel.

Diagnosa
            Gejala klinis giardiasis tidak khas. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan bentuk trofozoit dalam tinja encer dan cairan deudenum dan bentuk kista dalam tinja padat. Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom morfologi G.lamblia  dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lain. Trofozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar, sebelum trofozoit mengalami desintregasi. Teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista. Dengan enterostest harus ditelan kapsul gelatin, kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat diperiksa secara mikroskopik. Tetapi ditemukannya parasit ini belum membuktikannya sebagai penyebab gejala duodenitis. Tukak lambung, karsinoma, strongiloidiasis dan gastroenteritis oleh sebab lain harus disingkirkan dulu.

Pengobatan
            Giardiasis dapat diobati dengan metronidazol yang jarang menimbulkan efek samping. Dosis untuk dewasa adalah 3 x 250 mg sehari selama 7 hari, dosis anak disesuaikan dengan umur.

Prognosis
            Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai perbaikan lingkungan dan sanitasi.

Epidemiologi
            G.lamblia ditemukan kosmopolit , prevalensinya 2-25% atau lebih, tergantung dari golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan. Transmisi G.lamblia terjad dengan tertelannya kista matag. Makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja , juga lalat atau penjaja makanan merupakan sumber infeksi , tetapi kadang-kadang transmisi terjadi karena kontak langsung antara individu yang terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada infeksi cacing kremi ( hand-to-mounth ).
G.lamblia lebih sering diemukan pada anak daripada anak daripada orang dewasa, terutama pada anak berumur 6-12 tahun dari keluarga besar , di rumah yatim piatu dan di sekolah dasar. Terjadinya epidemic giardiasis telah dilaporkan di tempat perawatan anak ( day care centres ).
Pada orang dewasa giardiasis ditemukan pada orang yang bepergian ( travelers diarrhea), karena air minum yang terkontaminasi. Karena infeksi G.lamblia terjadi di hutan-hutan daerah pegunungan di Amerika Serikat pada orang yang berkemah, maka diduga bahwa hewan liar ( muskrat, beaver ) merupakan sumber G.lamblia yang dapat menginfeksi manusia. G.lamblia juga dianggap sebagai parasit yang ditularkan melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang mempraktekkkan seks oral-anal. Infeksi giardiasis juga makin banyak ditemukan pada penderita AIDS. Selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal, infeksi G.lamblia juga dihubungkan dengan sindrom  alergi seperti urtikaria kronik, arteritis retinal dan iridosiklitis pada anak-anak dan dewasa.
Pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama dengan memperhatikan higine perorangan, keluarga dan kelompok, dengan menghindari air minum yang terkontaminasi.
                                                                                                
















Daftar pustaka

Soejoto dan Soebari,parasitologi medik jilid 1 protozologi dan helmintologi,solo
drs.H Aksin Sulkoni.SI.2010.Parasitologi.Jogjakarta:Muha Medika
Ilmu-epidemiologi.blogspot.com




























BAB III
PENUTUP
     Kesimpulan
Giardia lamblia merupakan salah satu  parasit yang dapat menyebabkan diare,oleh karena itu kita sangat perlu sekali memperhatikan sanitasi lingkungan dimanapun kita berada,jangan makan – makanan dan minuman yang sekiranya terbuka(tidak ditutupi) dan kontak langsung dengan debu dan lalat ,lebih baik mencari makanan atau minuman  yang dibungkus.Hal ini untuk menghindari kita dari hal –hal yang tidak diinginkan dan setidaknya kita telah berusaha untuk hidup sehat.










3 komentar: